Kamis, 29 Maret 2018

Sendang Bulus Jimbung



Sendang Bulus Jimbung






Menurut cerita rakyat, pada zaman dahulu ada sebuah kerajan di daerah Jepara yang termasuk Jawa Tengah yang bernama Wirotho. Rakyat hidup tentram tidak kekurangan suatu apapun sehingga tidak dijumpai pencuri, perampok dan sebagainya di dalam wilayah kerajan tersebut. Sri Ratu adalah kepala kerajaan yang amat tegas dan ia mempunyai putera bernama Pangeran Patahwa dan abdi yang setia bernama Sindogoro.
Pada masa itu juga ada sebuah kerajaan yang kurang senang akan kemajuan kerajaan Wirotho yaitu kerajaan Kalingga. Rajanya ingin menguji mental rakyat Wirotho. Lalu diutusnya seorang patih bernama Tambah Boyo untuk meletakkan bokor (tempat air dari logam) yng berisikan berlian permata yang indah-indah di daerah Wiritho. Jika masih utuh dan tidak berubah tempatnya, maka berita di daerah itu memang benar, Tetapi klau tidak, kabar itu hanya isapan jempol belaka (bohong).
Berita mengenai bokor yng berisikan berlian tersebut telah tersebar ke seluruh Wirotho tetapi masyarakat tidak mau dekat atau mengambilnya. Namun malang bagi Pangeran Patahwa, kudanga kaget melihat kilauan dari berlian dlam bokor, kudanya sulit terkendali dan akhirnya Pangeran Pathwa jatuh menginjak bokor tersebut dan berubah tampat pula, sehingga ia di daka ingin memiliki bokor berlian tersebut. Ada undang-undang yang cukup berat bahwa barang siapa yang berniat memegang atau menyentuh untuk memiliki benda yang bukan miliknya akan di hukum oleh sang Ratu.
 Pangeran Patahwa tidak bisa mengelak dan hukuman oleh sang Ratu. Dan salah satu kakinya dipotong. Karena tidak ada lagi semngat untuk hibup, guna menghilangkan kepedihannya itu ia pergi meninggalkan kerajan untuk mencari tempat penyembuhan. Dalam berkalna, iamemohon kepada Tuhan untuk penyembuhan kakinya. Dan permohonannya pun di kabulkan, tetapi ia harus merendamkan kakinya di Embel (sebuah sendang) di sebelah timur Gunung Buthak dan pada saat itu juga, kakinya pulih kembali.
Akhirnya Pangeran Patahwa diangkat oleh rakyat sebagai seorang Prabu di Jimbun, maka iadipanggil dengan Prabu Jimbun.  Putri Raja Kalingga yng sangat mencintai rabu tersebut berniat untuk mengambil hati, tetapi cintanya di tolak oleh sang Prabu. Akhirnya sang Putri pun bunih diri dihadapan sang Prabu. Para abdi Putri Raja Kalingga pun marah dan bersitentang dengan sang Prabu, akhirnya sang Prabu pun marah dan mengutuk mereka menjadi seekor bulus.
Setelah setahun kemudian terjadi suatu, yaitu ada suara gemerincing dan langkah kuda yang sangat dahsyat bersama angin keras. Masayarakat mengatakan Mbah Sidogoro datang (Sidogoro adalah abdi Pangeran Patahwa yang membela tuannya untuk mengalahkan Kerajaan Kalingga). Orang yang sedang berjualan meninggalkan tempatnya untuk berlindung. Adapun barang dagangan mereka tetap utuh tidak ada orang yang mengambilnya. Tersiarnya Bulus Jimbung dan Sendang Bulus Jimbung kemana-mana menyebabkan sampai sekarang banyak orang datang ke sendang itu.
Itulah Legenda rakyat Klaten tentang terjadinya Sendang Bulus Jimbung yang selalu ramai di kunjungi padatanggal 8 Syawal. Sendang ini terletak di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.
Namun berbeda dengan cerita warga sekitar Sendang Bulus Jimbung. Konon Sang Bulus adalah jelmaan dari Raja Jimbun. Yang berkuasa dan menjaga sendang tersebut. Banyak sekali fakta-fakta hebat yang belum terungkap. Tempat ini dulunya juga sering digunakan untuk meminta pelarisan / pesugihan.
Untuk tempatnya terdapat 2 sendang yaitu pemandian Putra dan pemandian Putri. Dan konon terdapat 2 trowongan yg saling mengubungkan sendang-sendang tersebut. Yang pertama terdapat trowongan di dalam air yang menghubungkan dari sendang putra atau sendang tempat Sandang Raja Jimbun itu tinggal menuju ke sendang Putri, memang betul menurut analisa kami, terdapat trowongan dalam air yang menghubungkan kedua sendang tersebut. Yang kedua, trowongan yang menghubungkan dari sendang Putra menuju ke Mlinjon. Kami belum bisa membuktikan kebenaran ini, tetapi memang ada sebuah gua yg menuju ke arah kota Klaten, dan daerah Mlinjon tersebut juga berada di Kota Klaten. Namun belum ada bukti atau fakta yang membuktikan hal tersebut benar atau tidak.

·       Apa Itu Bulus Jimbung ?
Menurut sumber yang kami wawancara, Sang bulus Poleng adalah jelmaan Raja, yang masyarakat sekitar menyebutnya Raja Jimbun.
Kami                    : “Pak, apakah benar disini hidup seekor bulus?”
Narasumber         : “Nggih, kalamben mriki wonten bulus ingkang ageng sanget”
Kami                    : “Apakah bulus tersebut masih hidup sampai sekarang?”
Marasumber        : “Bulus ipun sampun seda mas, Poleng ipun seda sekitar tahun 1987, lan satunggal ipun seda sekitartahun 2009 kala wingi.” *Poleng adalah sebutan seekor bulus yang konon adalah jelmaan Raja Jimbun.
Kami                    : “Brarti bulus nya sudah tidak ada pak?”
Narasumber         :  “Kadose bulus ingkang asli mriki sampun seda sedaya mas.”
Kami                    : “Brarti dulu sempat hidup seekor bulus ingkang terkenal itu pak?”
Narasumber         : “Nggih mas, kalamben ingkang kula tasih SD kula kerep renang ing sendang niki mas, kula nggih sering dolanan kalih bulus ipun, sering kula tumpaki (naiki).
Kami                    :  “Pak, dimana sarehan nipun Poleng?”
Narasumber         : “Niku ten mriku, tapi sampun di deg’i omah mas.”
Itu adalah sekilas sekilas wawancara kami sengan seorang narasumber. Bagi yang penasaran bisa datang langsung, dan merasakan kesegaran air Sendang Bulus Jimbung.


1. Pemandian Putra / Tempat hidup Sang Poleng
    Taken by ig @christian_wisesa
2. Pemandian Putri
Taken by ig @christian_wisesa
3.  Konon pada batu-batuan ini terdapat trowongan yang menghubungkan kedua pemandian tersebut. 
Taken by ig @christian_wisesa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar