Sendang Bulus Jimbung
Menurut cerita
rakyat, pada zaman dahulu ada sebuah kerajan di daerah Jepara yang termasuk
Jawa Tengah yang bernama Wirotho. Rakyat hidup tentram tidak kekurangan suatu
apapun sehingga tidak dijumpai pencuri, perampok dan sebagainya di dalam
wilayah kerajan tersebut. Sri Ratu adalah kepala kerajaan yang amat tegas dan
ia mempunyai putera bernama Pangeran Patahwa dan abdi yang setia bernama
Sindogoro.
Pada masa itu
juga ada sebuah kerajaan yang kurang senang akan kemajuan kerajaan Wirotho
yaitu kerajaan Kalingga. Rajanya ingin menguji mental rakyat Wirotho. Lalu
diutusnya seorang patih bernama Tambah Boyo untuk meletakkan bokor (tempat air
dari logam) yng berisikan berlian permata yang indah-indah di daerah Wiritho.
Jika masih utuh dan tidak berubah tempatnya, maka berita di daerah itu memang
benar, Tetapi klau tidak, kabar itu hanya isapan jempol belaka (bohong).
Berita
mengenai bokor yng berisikan berlian tersebut telah tersebar ke seluruh Wirotho
tetapi masyarakat tidak mau dekat atau mengambilnya. Namun malang bagi Pangeran
Patahwa, kudanga kaget melihat kilauan dari berlian dlam bokor, kudanya sulit
terkendali dan akhirnya Pangeran Pathwa jatuh menginjak bokor tersebut dan
berubah tampat pula, sehingga ia di daka ingin memiliki bokor berlian tersebut.
Ada undang-undang yang cukup berat bahwa barang siapa yang berniat memegang
atau menyentuh untuk memiliki benda yang bukan miliknya akan di hukum oleh sang
Ratu.
Pangeran
Patahwa tidak bisa mengelak dan hukuman oleh sang Ratu. Dan salah satu kakinya
dipotong. Karena tidak ada lagi semngat untuk hibup, guna menghilangkan
kepedihannya itu ia pergi meninggalkan kerajan untuk mencari tempat
penyembuhan. Dalam berkalna, iamemohon kepada Tuhan untuk penyembuhan kakinya.
Dan permohonannya pun di kabulkan, tetapi ia harus merendamkan kakinya di Embel
(sebuah sendang) di sebelah timur Gunung Buthak dan pada saat itu juga, kakinya
pulih kembali.
Akhirnya
Pangeran Patahwa diangkat oleh rakyat sebagai seorang Prabu di Jimbun, maka
iadipanggil dengan Prabu Jimbun. Putri Raja Kalingga yng sangat mencintai rabu
tersebut berniat untuk mengambil hati, tetapi cintanya di tolak oleh sang
Prabu. Akhirnya sang Putri pun bunih diri dihadapan sang Prabu. Para abdi Putri
Raja Kalingga pun marah dan bersitentang dengan sang Prabu, akhirnya sang Prabu
pun marah dan mengutuk mereka menjadi seekor bulus.
Setelah
setahun kemudian terjadi suatu, yaitu ada suara gemerincing dan langkah kuda
yang sangat dahsyat bersama angin keras. Masayarakat mengatakan Mbah Sidogoro
datang (Sidogoro adalah abdi Pangeran Patahwa yang membela tuannya untuk
mengalahkan Kerajaan Kalingga). Orang yang sedang berjualan meninggalkan
tempatnya untuk berlindung. Adapun barang dagangan mereka tetap utuh tidak ada
orang yang mengambilnya. Tersiarnya Bulus Jimbung dan Sendang Bulus Jimbung
kemana-mana menyebabkan sampai sekarang banyak orang datang ke sendang itu.
Itulah Legenda
rakyat Klaten tentang terjadinya Sendang Bulus Jimbung yang selalu ramai di
kunjungi padatanggal 8 Syawal. Sendang ini terletak di Desa Jimbung, Kecamatan
Kalikotes, Kabupaten Klaten.
Namun berbeda
dengan cerita warga sekitar Sendang Bulus Jimbung. Konon Sang Bulus adalah
jelmaan dari Raja Jimbun. Yang berkuasa dan menjaga sendang tersebut. Banyak
sekali fakta-fakta hebat yang belum terungkap. Tempat ini dulunya juga sering
digunakan untuk meminta pelarisan / pesugihan.
Untuk
tempatnya terdapat 2 sendang yaitu pemandian Putra dan pemandian Putri. Dan konon
terdapat 2 trowongan yg saling mengubungkan sendang-sendang tersebut. Yang pertama
terdapat trowongan di dalam air yang menghubungkan dari sendang putra atau sendang
tempat Sandang Raja Jimbun itu tinggal menuju ke sendang Putri, memang betul
menurut analisa kami, terdapat trowongan dalam air yang menghubungkan kedua sendang
tersebut. Yang kedua, trowongan yang menghubungkan dari sendang Putra menuju ke
Mlinjon. Kami belum bisa membuktikan kebenaran ini, tetapi memang ada sebuah
gua yg menuju ke arah kota Klaten, dan daerah Mlinjon tersebut juga berada di
Kota Klaten. Namun belum ada bukti atau fakta yang membuktikan hal tersebut
benar atau tidak.
·
Apa
Itu Bulus Jimbung ?
Menurut
sumber yang kami wawancara, Sang bulus Poleng adalah jelmaan Raja, yang masyarakat
sekitar menyebutnya Raja Jimbun.
Kami :
“Pak, apakah benar disini hidup seekor bulus?”
Narasumber : “Nggih, kalamben mriki wonten bulus
ingkang ageng sanget”
Kami
:
“Apakah bulus tersebut masih hidup sampai sekarang?”
Marasumber : “Bulus ipun sampun seda mas, Poleng
ipun seda sekitar tahun 1987, lan satunggal ipun seda sekitartahun 2009 kala
wingi.” *Poleng adalah sebutan seekor bulus yang konon adalah jelmaan Raja
Jimbun.
Kami
:
“Brarti bulus nya sudah tidak ada pak?”
Narasumber
: “Kadose bulus ingkang asli mriki sampun seda
sedaya mas.”
Narasumber : “Nggih mas, kalamben ingkang kula
tasih SD kula kerep renang ing sendang niki mas, kula nggih sering dolanan
kalih bulus ipun, sering kula tumpaki (naiki).
Kami :
“Pak, dimana sarehan nipun Poleng?”
Narasumber : “Niku ten mriku, tapi sampun di deg’i omah
mas.”
Itu adalah
sekilas sekilas wawancara kami sengan seorang narasumber. Bagi yang penasaran
bisa datang langsung, dan merasakan kesegaran air Sendang Bulus Jimbung.
1. Pemandian Putra / Tempat hidup Sang Poleng
2. Pemandian Putri
Taken by ig @christian_wisesa |
Taken by ig @christian_wisesa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar